5 April 2025 - 23:23
Source: Parstoday
CNN: Habiskan Biaya Semiliar Dolar, Tapi Serangan AS terhadap Yaman Hanya Berdampak Terbatas pada Ansarullah

CNN mengutip sumber-sumber terpercaya di AS mengumumkan bahwa aksi militer AS terhadap Yaman sejauh ini telah menelan biaya sekitar $1 miliar, tetapi memiliki dampak terbatas dalam menghancurkan kemampuan Ansarullah.

 Jaringan CNN mengutip tiga sumber informasi yang tidak mengungkapkan nama mereka Jumat malam melaporkan bahwa invasi militer AS selama tiga pekan terakhir yang dimulai pada 15 Maret telah menggunakan ratusan juta dolar dalam bentuk amunisi, termasuk rudal jelajah jarak jauh JASSM, bom berpemandu JSOW, dan rudal Tomahawk.

Selain itu, pesawat pengebom B-2 yang berbasis di Diego Garcia telah dikerahkan, dan sebuah kapal induk tambahan serta beberapa skuadron tempur dan sistem pertahanan udara akan segera ditambahkan ke wilayah Komando Pusat AS (CENTCOM).

Departemen Pertahanan AS (Pentagon) kemungkinan akan meminta Kongres untuk memberikan dana tambahan untuk melanjutkan operasi, tetapi tidak mungkin menerima dana ini karena kedua partai politik AS (Demokrat dan Republik) telah mengkritik serangan terhadap Yaman.

Pentagon belum mengungkapkan hasil serangan harian AS di Yaman.

Pejabat dari Kepala Staf Gabungan AS, Komando Pusat AS, Komando Indo-Pasifik, Kantor Asisten Menteri Pertahanan untuk Kebijakan, dan Departemen Luar Negeri AS telah mengatakan kepada Kongres AS dalam beberapa hari terakhir bahwa mereka telah membunuh sejumlah anggota pimpinan Ansarullah Yaman dan menghancurkan beberapa fasilitas militer mereka.

Namun, lembaga-lembaga ini telah mengakui bahwa kelompok Yaman masih mampu memperkuat benteng-bentengnya dan mempertahankan depot senjata bawah tanahnya.

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan sulit untuk menentukan dengan jelas ukuran persediaan senjata.

Salah satu sumber intelijen yang berbicara kepada CNN mengatakan bahwa serangan AS menghancurkan beberapa situs Ansarullah tetapi gagal memengaruhi kemampuan mereka untuk terus menembaki kapal-kapal di Laut Merah atau menembak jatuh pesawat tak berawak AS. 

"Saat ini kami masih bersiaga, menghabiskan amunisi, bahan bakar, dan waktu penempatan untuk menghadapi mereka" kata salah seorang sumber intelejen AS.

CNN melaporkan bahwa Erik Kurilla, Kepala Komando Pusat AS (CENTCOM), tidak lagi memerlukan persetujuan dari tingkat yang lebih tinggi untuk melakukan serangan terhadap Yaman, yang mendorong peningkatan laju serangan.

Menurut laporan tersebut, masih belum jelas berapa lama pemerintahan Presiden AS Donald Trump berencana untuk melanjutkan serangan terhadap Yaman.

Trump telah mengatakan bahwa operasi militer AS akan terus berlanjut hingga serangan Ansarullah terhadap kapal-kapal di Laut Merah berhenti, tetapi meskipun sudah beberapa minggu sejak invasi AS, Ansarullah terus menembakkan rudal dan drone ke sasaran-sasaran di Laut Merah.

Beberapa sumber mengatakan kepada CNN bahwa Ansarullah menembak jatuh pesawat tak berawak Amerika lainnya, MQ-9 Reaper, minggu lalu. Mereka sebelumnya telah menembak jatuh drone lain berjenis sama.

Sementara itu, pejabat pertahanan AS lainnya mengklaim bahwa serangan Ansarullah terhadap Israel menggunakan rudal balistik telah menurun dalam seminggu terakhir.

Pejabat itu, yang tidak mengungkapkan namanya, mengklaim bahwa serangan AS yang berkelanjutan telah mempersulit Ansarullah untuk berkomunikasi dan menyerang target secara tepat.

Orang-orang yang telah menerima pengarahan tentang operasi militer AS terhadap Yaman mengatakan bahwa para pejabat Ansarullah yang terbunuh dalam invasi AS adalah pejabat tingkat menengah atau bagian dari manajemen menengah. Salah satu pengecualian, yang dianggap sebagai pejabat tinggi Yaman, adalah kepala operasi pesawat tak berawak Ansarullah, yang tewas dalam serangan AS pada Maret lalu.

CNN mengutip sumber-sumber terpercaya melaporkan bahwa beberapa pejabat di Komando Indo-Pasifik AS juga telah mengeluh dalam beberapa hari dan pekan terakhir tentang penggunaan senjata jarak jauh yang berlebihan oleh CENTCOM, termasuk rudal Tomahawk dan JASSM, karena senjata-senjata ini akan sangat penting jika terjadi perang dengan Cina, dan para perencana Komando Indo-Pasifik khawatir bahwa operasi CENTCOM terhadap Yaman akan berdampak negatif pada kesiapan militer AS di Oseania.(PH)

342/

Your Comment

You are replying to: .
captcha